Selasa, 03 Maret 2015

mengenal ayam wareng

Ayam Wareng
Asal-usul ayam Wareng Tangerang dimulai saat seorang peternak di desa Pasir Gadung, Kecamatan Cikupa, memperoleh 36 butir telur ayam Rusia di awal tahun 80-an.
Telur-telur yang menetas memperlihatkan sifat-sifat unggul ayam petelur yaitu berbentuk badan kecil, berproduksi telur tinggi, memiliki jengger dengan bulu mahkota, tetapi tidak memiliki sifat mengeram dan berpenampilan liar.
Melihat beberapa sifat unggul dari ayam tersebut, salah seorang peternak bernama Armin kemudian menyilangkan lagi dengan ayam buras asli Rusia hingga generasi ketiga.
Dari sini diperoleh turunan ayam dengan bentuk tubuh ramping dan menyerupai ayam Rusia. Turunan ayam inilah yang kemudian dikenal sebagai ayam Wareng Tangerang. Kata “Wareng” berasal dari bahasa Jawa yang berarti kecil.
Ayam Wareng Gambar 15. Ayam Wareng. Sumber: Majalah Trubus.
Iskandar et al. (2004) menyatakan bahwa bobot tubuh, warna bulu dan ukuran tubuh ayam Wareng Tangerang mirip dengan ayam Wareng Indramayu, hanya saja ayam Wareng Tangerang mempunyai ciri khas jambul di atas kepala betina dan memiliki warna bulu dan kulit yang dominan putih (Susanti et al., 2006).
Ayam lokal ini tersebar di daerah Jawa Tengah dan Jawa Barat. Suara kokoknya cukup nyaring. Gerakan Ayam Wareng sangat lincah sehingga agak sulit ditangkap.
Ukuran kepala dan leher pejantan kecil. Kakinya ramping dan panjang. Terdapat tiga warna bulu pada ayam ini yakni hitam, blorok (belang-belang putih dan hitam), dan putih. Berat tubuh ayam pejantan dewasa rata-rata 1,5 kg dan ayam betina sekitar 1 kg.
Umur kawinnya tergolong muda, yakni empat bulan. Produksi telurnya berkisar 15 butir per periode bertelur. Apabila dipelihara secara intensif produksi telurnya dapat mencapai 24-28 butir per periode bertelur, dikarenakan induk betina tidak memiliki sifat mengeram. Turunan ayam ini dapat direkomendasikan untuk jenis produksi telur seperti ayam Kedu.

mengenal ayam walik

Ayam Walik
Ayam Walik adalah ayam lokal biasa yang memiliki gen unik sehingga bulu-bulu tubuhnya tumbuh terbalik (frizzle) atau tersingkap. Penampilan ayam ini cukup menarik dan dapat dikembangkan lebih lanjut sebagai ayam hias atau dijadikan induk untuk menciptakan untuk menciptakan varietas baru.
Ayam Walik tersebar di seluruh Indonesia dan dapat dijumpai pada hampir semua ras ayam. Berdasarkan tampilan bulunya, Ayam Walik dibagi menjadi 3 jenis, yaitu:
  •  Walik Sekul:  seluruh bulu tumbuh terbalik.
  •  Walik Sura:   bulu warna hitam, keriting sedikit.
  •  Walik Tulak: seluruh bulu keriting di ujung sayap dan ekor ada   warna putih. Anak ayam ini peka terhadap dingin.
Ayam Walik-1-dody94.wordpress.com
Gambar 13. Ayam Walik Jantan (Remaja). Sumber: dokumentasi pribadi.
Adapun bentuk tubuh, berat, kebiasaan dan karakteristik ayam Walik tidak berbeda jauh dengan ayam kampung pada umumnya.
Penulis sempat menjumpai sepasang ayam Walik muda, diantara sekumpulan ayam kampung remaja dengan ukuran tubuh yang sama. Pejantan Walik tampak lebih inferior dan sering diusir oleh pejantan ayam kampung lainnya, saat memperebutkan makanan.
Kumpulan ayam milik warga setempat ini tampak mengais-ngais sisa makanan di sekitar tepian Danau Poso, Sulawesi Tengah. Ayam Walik terlihat menyolok diantara kelompok ayam tersebut, dengan bulu-bulu di sekujur tubuh yang melengkung terbalik.
Ayam Walik-2-dody94.wordpress.com
Gambar 14. Ayam Walik Betina (Remaja). Sumber: dokumentasi pribadi.
Saat masih piyik, Ayam Walik dilaporkan cukup rentan suhu udara yang dingin. Sedangkan Ayam Walik dewasa, cukup tahan terhadap suhu dingin dan serangan penyakit.

mengenal ayam tukong

Ayam Tukong
Ayam Tukong adalah sejenis ayam kampung yang berkembang di daerah pedalaman Kalimantan Barat. Menurut Gufroni dan Ibrahim (2007), ayam Tukong tidak memiliki tungging, pangkal ekor tulang ekor atau “brutu” sehingga penampilannya lebih mirip burung puyuh.
Ayam Tukong memiliki bobot lebih ringan dibandingkan ayam kampung, yaitu: 1,7-2,5 kg untuk jantan dan 1,2-1,7 kg untuk betina. Di masa yang lalu, ayam Tukong berukuran sangat kecil, berkisar antara 0,5 kg-1 kg.
Ayam Tukong
Gambar 12. Ayam Tukong. Sumber: tokobagus.com
Jumlah telur yang dihasilkan per periode peneluran berkisar antara 6-12 telur. Berat telur 47 g, dengan warna putih kecoklatan/kemerahan, persentase DOC jantan: betina 34,78%: 65,22%, daya tetas 84,28 %,  lama mengeram 21 hari, umur mulai bertelur 5-6 bulan, interval masa bertelur 3 bulan, periode bertelur 4 kali setahun.
Warna bulu ayam Tukong bervariasi seperti pada ayam kampung, mulai dari hitam kehijauan, hitam kemerahan, hitam kebiruan, coklat bahkan putih.
Gufroni dan Ibrahim (2007) juga menambahkan, beberapa keunggulan ayam Tukong dibandingkan dengan ayam kampung adalah sifat yang lebih jinak, mudah dipelihara, tahan terhadap penyakit, komposisi karkas yang lebih baik dan memiliki citarasa yang lebih gurih.
Ayam Tukong tersebar di kabupaten Sambas, seperti daerah Selakau, Pemangkat, Tebas dan Sambas, wilayah Kabupaten Bengkayang, Wilayah Kota Singkawang, Wilayah Kabupaten Pontianak dan saat ini yang masih eksis terdapat di Kabupaten Landak Kecamatan Mempawah Hulu. Ayam Tukong juga tersebar di Kabupaten Sanggau, Sintang hingga Kapuas Hulu.
Menurut kepercayaan orang-orang tua dan Pemangku adat (Temenggung) Desa Karangan, Kecamatan Mempawah Hulu, Kabupaten Landak, ayam Tukong diyakini berasal dari persilangan ayam Tabulangking dengan ayam kampung. Ayam Tabulangking adalah ayam hutan liar yang hidup di hutan-hutan Kalimantan Barat.
Populasi ayam Tukong semakin sedikit, akibat kurangnya informasi dan sosialisasi potensi keunggulan ayam Tukong. Ayam kampung lebih laku dijual untuk ritual adat dan keagamaan sebab bagian-bagian tubuhnya yang lengkap dan sempurna.

mengenal ayam tolaki

Ayam Tolaki
Ayam Tolaki berasal dari Sulawesi Tenggara. Tubuh berukuran kecil hingga sedang dengan berat antara 1.5 kg hingga 3 kg. Badan langsing, kekar berotot dengan bentuk punggung agak panjang. Sayap menempel rapat di sisi badan.
Kepala kecil, bulat, berparuh pendek kuat dan melengkung pada ujungnya. Seringkali, pada bagian muka ditumbuhi bulu-bulu kecil hingga seolah-olah ayam ini terlihat seperti memiliki brewok atau cambang.
Ayam Tolaki Gambar 11. Ayam Tolaki
Jengger Ayam Tolaki berukuran kecil, bergerigi dan berbentuk pea. Cuping telinga dan pial juga kecil dan menempel rapat pada kepala. Leher panjang, tegak dan kokoh.
Mata berukuran sedang dan tajam dengan ekspresi berani. Bentuk kaki langsing, panjang dan kokoh dengan telapak kaki seimbang. Gerakannya gesit dan cepat sehingga sulit ditangkap (Nataamijaya et al., 1995).
Bulu ekor Ayam Tolaki melengkung panjang. Warna bulu pada ayam betina bervariasi mulai warna cokelat dengan kombinasi kuning, hitam serta campuran dari beberapa warna. Warna paruh kuning gelap atau kekuningan.
Ayam Tolaki berpotensi dikembangkan sebagai unggas penghasil daging dan telur. Produksi telur rata-rata adalah 20 butir setiap masa bertelur (Rahmat, 2003).
Dari postur tubuhnya, Ayam Tolaki juga cukup berpotensi dikembangkan sebagai ayam petarung. Namun, ada baiknya jika ayam-ayam ini tidak diadu. Kasihan ayamnya. Hehehe…

mengenal ayam sumatra

Ayam Sumatera
Ayam Sumatera termasuk varietas ayam asal Indonesia dengan tampilan yang paling  indah. Tubuhnya gempal, pendek dan kekar dengan bulu lebat mengkilap yang menyelubungi seluruh tubuh. Bulu leher, tunggir dan ekor tumbuh memanjang dan berkilau kehijauan saat diterpa cahaya (glossy). Ayam Sumatera dikenal hanya memiliki 2 tipe warna bulu, yaitu: hitam dan biru keabu-abuan (jarang).
Sosok Ayam Sumatera lebih menyerupai ayam liar dibandingkan dengan jenis ayam lainnya. Ayam ini termasuk varietas yang sudah sangat tua dan menjadi induk bagi beberapa varietas ayam lainnya. Namun asal-usulnya masih belum begitu jelas sehingga cukup banyak menimbulkan kontroversi di kalangan para ahli.
Ayam Sumatera-1-dody94.wordpress.com
Gambar 9. Ayam Sumatera
Sebagian hobiis berpendapat, bahwa Ayam Sumatera merupakan hasil kawin silang antara ayam hutan merah dengan varietas ayam lainnya. Ayam Cemani atau Selasih diduga menjadi salah satu nenek moyang yang mewariskan warna hitam dominan pada ayam Sumatera. Namun, dugaan ini masih perlu diteliti dan diungkap lebih lanjut.
Ayam Sumatera diyakini berasal dari Sumatera bagian tengah. Penampilan perawakannya tegap, gagah, tetapi ukuran tubuhnya kecil. Jantan berkepala kecil, tetapi tengkoraknya lebar. Pipinya penuh (padat), keningnya tebal, dan pial kecil.
Paruh umumnya pendek dan kuku berwarna hitam, dengan cuping kecil dan berwarna hitam. Salah satu ciri yang unik yang dapat ditemukan pada seluruh Ayam Sumatera adalah tumbuhnya taji lebih dari satu pada masing-masing kaki.
Pergerakan ayam Sumatera cukup aktif.  Kadang-kadang bersifat agresif. Memiliki kemampuan terbang yang baik, jinak dan dikenal cerdas.
Ayam Sumatera-2
Gambar 10. Ayam Sumatera betina. Sumber: feathersite.com
Jengger berbentuk pea dan berwarna merah. Kulit muka juga berwarna merah atau hitam, ditumbuhi bulu halus yang jarang. Bobot ayam Sumatra jantan dewasa 2,25 Kg, sedangkan yang betina 1,8 Kg.
Produksi telur tergolong sedikit, yaitu 100 butir per tahun dengan warna telur putih. Daging ayam Sumatera sedikit berbintik-bintik hitam sehingga kurang diminati konsumen di Amerika. Ayam Sumatera diimpor ke Amerika Serikat tahun 1847 sebagai ayam sabung. Namun saat ini lebih berfungsi sebagai ayam hias.
Sebagai ayam hias, ayam Sumatera cukup populer di Amerika Serikat dan negara-negara Eropa seperti Inggris, Belanda dan Jerman. Namun, ayam ini kurang begitu dikenal di Indonesia yang menjadi negeri leluhurnya.
Ayam Sumatera termasuk salah satu galur ayam yang telah memiliki standardisasi yang baik. Populasinya di Amerika cenderung menurun akibat agak sulitnya proses pengembangbiakan ayam ini. Oleh karena itu, pemerintah USA kini melarang ayam ini untuk di ekspor keluar dari negaranya.

mengenal ayam sentul

Ayam Sentul
Ayam Sentul adalah varietas ayam lokal yang dikembangkan masyarakat di Kabupaten Ciamis, Jawa Barat. Tubuhnya agak tinggi dengan kaki yang ramping dan kokoh. Kepala ayam Sentul tergolong kecil dengan  jengger bervariasi. Ekor agak panjang.
Bobot tubuh jantan berkisar antara 2-3 kg dengan tinggi tubuh 54 cm. Sedangkan bobot betina 1-2,5 kg dengan tinggi 46 cm. Ciri khas ayam Sentul terletak  pada warna dasar bulunya yang didominasi abu-abu. Bulu di bagian dada tersusun rapi seperti sisik naga. Kaki berwarna kelabu, putih dan kuning.
Ayam Sentul-Ciamis-1
Gambar 8. Ayam Sentul. A. Sentul debu. B. Sentul kelabu. C. Sentul emas. D. Sentul geni (api). E. Sentul batu. Sumber: iskandar (2007).
Berdasarkan corak bulunya, ayam Sentul dibagi menjadi 5 varietas, yaitu: Sentul Kelabu, Sentul Geni, Sentul Batu, Sentul debu dan Sentul emas. Sentul Kelabu didominasi warna abu-abu. Sentul Geni terdiri dari campuran warna abu-abu dan merah.
Sentul Batu memiliki warna bulu kombinasi abu-abu keputihan-putihan. Sentul debu berwarna abu-abu kecoklatan. Sedangkan Sentul Emas didominasi warna abu-abu keemasan. Performans ayam Sentul tergolong baik.
Produksi telur dapat mencapai 100 butir/ekor/tahun, lebih tinggi dari produksi telur ayam kampung yang mencapai 70 butir/ekor/tahun. Pertumbuhan juga cukup baik. Pada umur 10 minggu, bobot ayam dapat mencapai 1 kg, lebih tinggi 100-200 gram dari ayam kampung pada umur yang sama.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan di Desa Muktisari Kabupaten Ciamis, Nurhayati (2001) melaporkan bahwa ayam Sentul memiliki bobot badan dewasa pada jantan sebesar 2.603,8 ± 207 g dan betina 1.408 ± 123 g, pertambahan bobot badan 70,30 ± 16,87 g/hari.
Jumlah telur 17 ± 1 butir dan daya tetas telur secara pengeraman alami sebesar 88,22 ± 10,2 % (waktu bertelur 21 ± 3 hari, mengeram 21 hari, mengasuh anak 60 hari dan masa istirahat 12 ± 1,5 hari).
Nataamijaya (2005) menyatakan, bahwa ayam Sentul mampu bertelur sampai sebanyak 26 butir/periode. Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa ayam Sentul memiliki potensi yang besar untuk dikembangkan sebagai ayam pedaging dan petelur (dwiguna).
Sumber: Cecep Hidayat dan S. Sopiyana (2010).

mengenal ayam renda batu

Ayam Randah Batu

Randah Batu adalah varian ayam kampung yang tersebar di Sumatera Barat, khususnya di Kabupaten Solok, Pesisir Selatan dan daerah lain yang terpencil.
Ayam ini memiliki keunikan pada bentuk paha, jari dan kakinya yang sangat pendek sehingga tubuhnya terlihat rendah (cebol atau ceper). Namun postur tubuhnya tetap seperti ayam kampung biasa.
Sebagian ahli berpendapat, bahwa ayam ini merupakan varian dari ayam Kukuak Balenggek.
Ayam Randah Batu
Gambar 7. Ayam Randah Batu. Sumber: Sinawa Bird Farm.
Gerakan ayam ini tidak selincah ayam kampung pada umumnya, sehingga daerah jelajahnya menjadi terbatas. Ayam ini juga lebih rentan diserang predator seperti ular Sanca (Phyton) dan musang (Luwak) jika hidup di alam liar.
Secara umum, tampilan ayam Randah Batu  mirip silangan ayam hutan merah Sumatera atau ayam brugo dengan beragam warna. Kokokannya lantang. Kadang ayam ini juga memiliki kokokan Balenggek.
Asal-usul nama ayam Randah Batu memiliki beragam versi. Sebuah sumber menyatakan bahwa ayam ini memiliki kebiasaan unik, yaitu: suka bertengger di atas batu sehingga dinamakan Randah Batu. Dalam dialek minang kata “Randah” berarti Rendah.
Ada pula yang berpendapat, ayam ini dinamakan Randah Batu sebab ayam ini dulunya banyak ditemukan di daerah Batu Bajanjang sehingga disebut Randah Batu yang berarti ayam rendah dari Batujanjang.
Beberapa hobiis dan penangkar menginformasikan bahwa si Randah Batu ini sulit berkembang biak, sehingga populasi di daerah asalnya pun tidak banyak. Informasi tentang aspek biologis, karakteristik, performans dan kekerabatan ayam ini dengan ayam hutan merah pun masih minim. Kiranya perlu dilakukan studi yang lebih mendalam untuk melestarikan varian ayam lokal yang sangat unik ini.
Salah satu penangkar yang memiliki koleksi ayam Randah Batu dan mencoba untuk mengembangkannya adalah Sinawa Bird Farm.

mengenal ayam pelung

Ayam Pelung
Ayam Pelung adalah galur ayam lokal asli dengan ukuran tubuh paling besar di Indonesia. Ayam ini berasal dari desa Bumi Kasih, Jambu Dipa, Songgom dan Tegal Lega, Kecamatan Warungkondang, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.
Ayam Pelung dibudidayakan oleh masyarakat terutama untuk suara kokok pejantannya yang khas. Populasi ayam pelung pada tahun 1994 sekitar 5 – 6 ribu ekor dan di Jawa Barat diduga telah berkembang mencapai kurang lebih 30 ribu ekor pada tahun 2007 (Iskandar dan Susanti, 2007).
Pelung Merah Gambar 3. Pelung Merah.Sumber: tokobagus.com.
Ayam Pelung mulai dikenal masyarakat  Cianjur  sejak tahun 1850-an. Konon, ayam ini pertamakali dipelihara oleh seorang Kiai bernama H. Djarkasih alias Mama Acih (Alm).
Suatu hari beliau, yang tinggal desa Bunikasih, Kecamatan Warungkondang, menemukan seekor anak ayam jantan besar, tinggi dan “turundul” (berbulu jarang). H. Djarkasih kemudian memelihara anak ayam temuannya ini dengan baik hingga dewasa.
Ayam tersebut tumbuh dengan pesat dan berkokok dengan suara besar, panjang dan berirama. Orang-orang pada masa itu,  sangat kagum mendengar suara kokoknya yang mengalun indah. Ayam ini kemudian disebut ayam “Pelung”.
Sejak saat itu, masyarakat mulai membudidayakan dan melestarikan ayam Pelung ini.
Pelung Putih.jpg
Gambar 4. Pelung Putih. Sumber: majalahburungpas.com.
Ayam Pelung mempunyai ukuran tubuh sangat besar dan tegap. Kaki panjang dan kuat berwarna hitam kebiru-biruan. Pahanya berdaging tebal. Dada berdaging tebal dan menonjol ke depan.
Pejantan berjengger tunggal dengan ukuran pial sangat besar, tebal, tegak, bergerigi dan berwarna merah. Kepala dan leher juga berukuran sangat besar dibandingkan dengan proporsi tubuh.
Warna bulu ayam Pelung juga bervariasi seperti ayam Kampung kebanyakan. Namun sebagian besar pejantan dan betina memiliki warna kombinasi merah dan hitam. Variasi warna lainnya adalah kombinasi kuning-hitam, putih-hitam dan kuning kehijauan-hitam.
Seekor ayam Pelung betina mulai bertelur pada usia 160-210 hari dan dapat menghasilkan telur hingga 70 butir/tahun.
Pelung Hitam
Gambar 5. Pelung Hitam.
Bobot rata-rata pejantan Ayam Pelung sekitar 4-5 kg. Bahkan dimasa lalu dapat mencapai 6-7 kg. Sedangkan bobot rata-rata betina berkisar antara 3-4 kg.
Pertumbuhan yang sangat pesat dan bobot yang tinggi menyebabkan ayam Pelung menjadi kandidat yang sangat baik untuk dikembangkan menjadi ayam pedaging.
Namun, harga jual ayam Pelung sebagai ayam hias atau ayam kontes jauh lebih tinggi, sehingga masyarakat lebih memilih untuk membudidayakan ayam ini demi suara kokok pejantannya yang indah.
IMG-20121103-00558
Gambar 6. Pelung Kuning-Hijau (Wido).
Kelebihan sifat genetik ayam pelung yang bertubuh besar dan tumbuh cepat dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kualitas ayam lokal lainnya.
Hal ini disadari oleh masyarakat Sukabumi yang menyilangkan ayam pelung jantan dengan ayam kampung agar bobot ayam kampung setempat meningkat.
Ayam hasil silangan Pelung dan ayam kampung memiliki daging yang lebih tebal pada bagian dada dan paha. Namun tekstur dan cita rasanya tidak berubah dan sama seperti daging ayam kampung pada umumnya sehingga cukup digemari konsumen. Oleh masyarakat Sukabumi, ayam silangan ini disebut ayam Nagrak.
Sumber: Sofjan Iskandar dan Triana Susanti (2007).

mengenal ayam olagan

Ayam Olagan
Ayam Olagan adalah ayam tanpa bulu yang berasal dari Pulau Dewata, Bali. Ayam ini berpotensi dimanfaatkan sebagai ayam penghasil telur dan daging (dwiguna). Ayam ini juga dapat dijadikan ayam koleksi dengan tujuan khusus karena keunikannya.
antarafoto-1276257305-
Gambar 2. Ayam Olagan. Sumber: Antara
Sebagian penduduk Bali mempercayai bahwa penganut ilmu hitam Leak tingkat tinggi, memiliki kemampuan untuk merubah bentuk menjadi berbagai jenis binatang. Salah satunya, ya, menjadi ayam Olagan ini. Hiii…..

mengenal ayam nunukan

Ayam Nunukan
Ayam Nunukan tersebar di daerah Tarakan, Propinsi Kalimantan Utara. Menurut sejarahnya ayam Nunukan berasal dari daratan Cina bagian selatan dan masuk ke Tarakan sekitar tahun 1922 yang dibawa oleh perantau Cina lewat Tawao dan Nunukan (Murtidjo, 2000).
Sepintas, penampilan ayam Nunukan seperti ayam ras petelur berwarna coklat. Jantan dan betina memiliki bulu berwarna coklat atau kuning kecoklatan.
Jengger untuk betina warna merah muda dan jantan merah tua, kulit betina warna krem muda dan jantan kuning, untuk warna shank baik betina maupun jantan berwarna kuning.
Ayam Nunukan-ditjennak.deptan.go.id
Gambar 1. Ayam Nunukan.
Cuping ayam betina merah muda dihiasi warna putih sedangkan untuk jantan merah tua. Pada jantan bulu di daerah leher dihiasi warna jingga keemasan. Pola warna bulu polos, kerlip bulu keemasan dan corak bulu polos.
Ciri ayam Nunukan yang paling unik adalah lambatnya pertumbuhan bulu di bagian sayap dan ekor. Hal ini menyebabkan bulu sayap dan bulu ekor ayam Nunukan sangat pendek. Sebagian besar ayam Nunukan bahkan sama sekali tidak memiliki bulu pertama di bagian sayap dan ekor.
Ayam Nunukan sangat potensial dikembangkan sebagai ayam pedaging dan petelur. Bobot jantan sekitar 1,7 -2,8 kg. Sedangkan betina 1,5- 2 kg. Produksi telur dapat mencapai 182 butir/tahun.
Di daerah asalnya KalimantanTimur, harga seekor ayam Nunukan untuk upacara keagamaan etnis China cukup mahal, yaitu 125 ribu rupiah/kg berat hidup. Harga telur ayam Nunukan pun, sama dengan harga telur ayam Kampung. Sumber: Wafiatiningsih, Imam Sulistyono dan Ratna Ayu Saptati (2007).

mengenal ayam merawang

Ayam Merawang
Ayam Merawang berasal dari Kecamatan Merawang di Pulau Bangka, Propinsi Bangka Belitung.
Ayam ini didominasi warna cokelat, merah dan kuning keemasan, dengan bulu-bulu columbian (warna bagian ujung sayap dan ekor berwarna hitam). Warna kulit paruh dan ceker (shank) putih atau kekuningan, sedangkan warna mata kuning.
Sepasang Ayam Merawang
Gambar 10. Sepasang Ayam Merawang.
Ayam Merawang diduga pertama kali dibawa oleh imigran asal China daratan yang bekerja sebagai penambang timah pada masa pemerintahan Hindia Belanda. Sepintas, bentuk ayam Merawang yang bertumbuh gempal ini mirip dengan ayam Lingnan dari China.
Beberapa ciri ayam Merawang diantaranya adalah Jengger jantan berbentuk wilah tunggal (single comb) berukuran besar, tegak, terbagi menjadi 6-7 gerigi yang meruncing . Bobot badan dewasa jantan sekitar 1,8─2,7 kg dan betinanya sekitar 1,2─1,7 kg.
Ayam Merawang dan Lingnan
Gambar 11. Ayam Lingnan dari China (kiri) dan Ayam Merawang asal Pulau Bangka (kanan).
Ayam Merawang memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai ayam petelur dan terutama sebagai ayam pedaging. Bila dipelihara secara intensif pertumbuhannya relatif cepat. Ayam Merawang betina bertelur pertama kali pada umur 5,5 bulan. Bobot telur  berkisar antara 38─45 g. produksi telur dapat mencapai 120─125 butir/ekor/tahun.

mengenal ayam ketawa

Ayam Ketawa
Ayam Ketawa adalah strain ayam hias lokal yang tersebar di Kabupaten Sidenreng Rappang (Sidrap) Sulawesi Selatan. Konon kabarnya, dahulu kala ayam jenis ini merupakan satwa peliharaan kesayangan raja-raja Sidenreng dan Rappang.
Ayam Ketawa bukan hanya sebagai unggas peliharaan semata, akan tetapi dipercaya pula memiliki indera khusus untuk mengetahui akan ada kejadian berupa banjir, kebakaran dan bencana alam di kerajaan tersebut. Selain sebagai unggas kesayangan raja, ayam ini juga sering diperlombakan oleh para bangsawan di kedua kerajaan tersebut.
Ayam Ketawa-1-dody94.wordpress.com
Gambar 7. Ayam Ketawa tipe bulu Koro'(kiri) dan Bakka’ (kanan).
Ciri-ciri ayam ketawa tidak berbeda jauh dengan ayam kampung. Jengger ayam ini umumnya berpial tunggal (single comb) dengan warna bulu yang sangat bervariasi. Keistimewaan ayam ini baru akan terlihat saat mengeluarkan suara kokok yang terpenggal-penggal mirip orang gagap atau orang tertawa.
Di daerah asalnya, ayam ini disebut Manuk Gaga’. Manuk berarti ayam dalam bahasa Bugis dan gaga’ berarti Gagap. Sebagian orang meyakini suara ayam ini mirip dengan suara ayam Kukuak Balenggek dari Sumatera Barat.
Ayam Ketawa-2-dody94.wordpress.com
Gambar 8. Ayam Ketawa tipe bulu Kelleng (kiri) dan Ara (kanan).
Penamaan ayam ketawa itu sendiri tercetus setelah komunitas pencinta unggas asal pulau Jawa menamainya dengan sebutan ayam ketawa. Ayam ini menjadi begitu populer setelah disiarkan oleh salah satu stasiun televisi swasta nasional.
Berdasarkan jenis suaranya, hobiis membagi ayam ketawa ke dalam 3 kategori :
  1. Jenis ayam Garetek : Dinamai seperti itu karena jenis ini memiliki interval suara yang agak cepat, yang masyarakat pencinta ayam memakai istilah jenis dangdut.
  2. Jenis ayam Gaga’ : Dinamai seperti itu karena tempo suaranya yang agak lambat dan seperti orang yang gagap. Biasanya disebut pula dengan tempo pop slow.
  3. Jenis ayam Do’do : Dinamai seperti itu karena tempo suaranya yang sangat lambat dan mendayu-dayu.
Ayam Ketawa-3-dody94.wordpress.com
Gambar 9. Ayam Ketawa tipe bulu Lappung (kiri) dan Ceppaga (kanan).
Selain suara, warna bulu juga menjadi salah satu kriteria bagus tidaknya kualitas ayam ketawa. Beberapa kategori warna bulu yang menjadi standar bagi hobiis, yaitu:
  1. Bulu Bakka : warna dasar bulu berwarna putih mengkilap, biasanya ada beberapa warna lain yang tak dominan seperti hitam, merah maupun jingga. Warna bulu ini disebut sebagai bulu kelas satu karena banyaknya orang yang menggemari.
  2. Bulu Lappung : Warna dasar bulu berwarna hitam kombinasi dengan warna merah hati.
  3. Bulu Ceppaga : Warna dasar hitam kombinasi dengan warna putih.
  4. Bulu Koro: warna dasar hitam kombinasi hijau dan warna putih dan kuning mengkilap.
  5. Bulu Ara: warna dasar hitam kombinasi warna jingga terang dan merah.
  6. Bulu Ijo buata : warna dasar ijo kombinasi merah dan hitam sedikit.
  7. Bulu Bori: warna dasar merah dan warna bintik-bintik kuning mengkilap.
  8. Bulu Kelleng  : warna dasar abu-abu, biasa di selingi dengan warna lain yang tak dominan seperi merah, hitam maupun jingga. Warna ini tergolong sebagai kelas yang paling rendah.

mengenal ayam kedu

Ayam Kedu
Ayam Kedu adalah strain ayam lokal berukuran cukup besar yang berkembang di daerah Kedu, Temanggung, Jawa Tengah. Ayam ini memiliki banyak variasi warna bulu, yaitu: Cemani, Kedu hitam, Kedu Merah, Kedu Putih dan Kedu Blorok. Bobot ayam jantan dapat mencapai 3-3,5 kg. Sedangkan betina 1,2-2,5 kg. Jengger besar dan selalu berpial tunggal (single comb).
Cemani Jantann
Gambar 4. Ayam Kedu Cemani. Sumber: kisuta.com.
Cemani merupakan satu-satunya varietas ayam di dunia yang memiliki warna hitam sempurna. Akibat ekspresi fenotip dari gen unik yang dimiliki menyebabkan ayam ini berwarna hitam legam nyaris di seluruh bagian tubuhnya.
Oleh karenanya, ayam Cemani memiliki harga pasaran yang tinggi dan berpotensi dibudidayakan sebagai ayam hias. Daging ayam Cemani yang berwarna hitam cenderung kurang diminati oleh konsumen sehingga ayam ini tidak cocok dijadikan ayam pedaging.
kedu putih-1
Gambar 5. Ayam Kedu Putih. Sumber: pemkabtemanggung.go.id.
Selain Cemani juga terdapat varian Kedu hitam. Ayam ini memiliki jengger berwarna merah dan kaki berwarna hitam kekuningan. Varian lain seperti Kedu Putih, Kedu merah dan Blorok memiliki ciri fisik yang sama dengan Kedu hitam. Perbedaan hanya terdapat pada warna bulunya.
Kedu Hitam-1
Gambar 6. Ayam Kedu Hitam. Sumber: pemkabtemanggung.go.id.
Ayam Kedu sangat potensial dikembangkan sebagai ayam petelur dan pedaging (dwiguna). Jika dipelihara secara intensif, dalam umur 5 bulan ayam Kedu jantan dapat mencapai bobot 1,3-1,4 kg. Sedangkan ayam betina mencapai bobot 1,2-1,3 kg. Produksi telur pun cukup tinggi mencapai 215 butir/tahun. Hasil ini hanya sedikit di bawah rata-rata ayam ras petelur yang mencapai 259 butir/tahun.

mengenal ayam kampung

Ayam Kampung
Ayam Kampung adalah ayam lokal yang paling dikenal masyarakat Indonesia dan tersebar luas di seluruh pelosok Nusantara. Ayam ini banyak dipelihara secara tradisional di perdesaan. Ayam kampung memiliki warna bulu yang sangat bervariasi.
Bentuk dan ukurannya pun bermacam-macam. Beragamnya karakter ayam kampung ini disebabkan karena proses perkawinan berlangsung secara alami tanpa pengawasan pemelihara.
Menurut Sumanto et al. (1990),  ayam kampung banyak dipelihara karena relatif mudah, tidak memerlukan modal besar serta berperan dalam memanfaatkan sisa-sisa buangan dapur maupun sisa-sisa hasil pertanian. Berbeda dengan ayam ras, ayam kampung  termasuk tipe dwiguna yang tidak dibedakan berdasarkan tipe pedaging atau petelur.
buras epetani.deptan.go.id
Gambar 3. Ayam Kampung. Sumber: deptan.go.id.
Budidaya ayam kampung biasanya dilakukan secara sederhana dengan melepas unggas di sekitar halaman dan permukiman (ekstensif). Hal ini menyebabkan produksi telur dan daging ayam kampung jauh lebih rendah dibandingkan dengan ayam ras petelur dan pedaging.
Meskipun produktifitasnya relatif rendah, daging dan telur ayam kampung sangat digemari oleh konsumen di Indonesia. Daging ayam kampung memiliki cita rasa yang gurih dan enak, tekstur lebih kenyal dan tidak mudah hancur saat di masak dalam waktu yang lama. Telur ayam kampung pun dinilai lebih banyak mengandung gizi dan khasiat sehingga harganya lebih mahal dibandingkan telur ayam ras.
Pemeliharaan secara intensif dapat menghasilkan ayam Kampung yang mempunyai rataan bobot badan jantan 1.815 ± 353 g dan betina 1.382 ± 290 g (Mulyono dan Pangestu, 1996). Sumanto et al. (1990) menyatakan bahwa perbaikan tatalaksana ayam Kampung menghasilkan bobot badan umur lima bulan meningkat dari 625 g menjadi 677 g.
Frekuensi bertelur dari tiga kali/tahun meningkat menjadi lima kali/tahun, menurunkan mortalitas dari 51% menjadi 34% dan waktu bertelur setelah mengeram dari rata-rata 70 hari turun menjadi 20 hari.
Sinurat et al. (!992) juga menyatakan bahwa umur pertama bertelur pada ayam Kampung 7,5 bulan, produksi telur   80,3 butir/induk/tahun, frekuensi bertelur 7,5 kali/tahun dan daya tetas telur 83,7% pada pemeliharaan secara intensif.
Hasil pembibitan open nucleus yang dilakukan di Balai Penelitian Ternak Ciawi, ayam Kampung berproduksi telur selama 12 minggu sebesar 43,24% hen day, jumlah telur 36,32 butir/ekor/12 minggu, bobot telur 30 g/butir dan rataan bobot telur selama 12 minggu sebesar 40 g/butir (Zainuddin et al., 2005).
Seleksi indukan yang memiliki sifat-sifat unggul dan pemeliharaan secara intensif  ternyata dapat meningkatkan produktifitas ayam kampung. Ayam kampung yang telah diseleksi dan dipelihara secara intensif ini biasanya disebut ayam Buras (bukan ras).

mengenal ayam gaok

Ayam Gaok
Ayam Gaok termasuk ayam lokal berukuran besar dari Madura dan Pulau Puteran, Kabupaten Sumenep, Jawa Timur.  Keistimewaan ayam Gaok terletak pada suara kokoknya yang mengalun panjang mirip ayam Pelung. Ayam Gaok jantan dewasa memiliki bobot badan mencapai 4 Kg, sedangkan betinanya 2 – 2,5 Kg.
Ayam Gaok-dody94.wordpress.com
Gambar 1. Ayam Gaok dari Madura
Ayam Gaok jantan memiliki tampilan tubuh besar, tegap dan gagah. Jengger dan gelambirnya besar dan berbentuk wilah (single comb). Kakinya berwarna kuning. Bulunya didominasi oleh warna kuning kehijau-hijauan (wido), namun ada juga yang berwarna lain, seperti merah dan hitam.Ayam Gaok memiliki potensi dikembangkan sebagai ayam hias.
Sumber: Tike Sartika, S. Sulandari, MSA. Zein, S. Paryanti (2007).

mengenal ayam delona

Ayam Delona.
Ayam Delona adalah jenis ayam petelur  dari Kecamatan Delanggu, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Sekilas sosok ayam ini mirip ayam ras petelur leghorn strain hyline.
Tubuh ayam Delona langsing dan berbulu putih bersih. Bagian jengger, gelambir, dan kulit mukanya berwarna merah cerah. Warna kakinya putih, kadangkala ada yang kuning keputih-putihan.
Sepasang Ayam Leghorn
Gambar 12. Ayam Leghorn. Sosok ayam yang mirip dengan Ayam Delona.
Berat ayam jantan dewasa sekitar 2 kg dan ayam betina sekitar 1 kg. rata-rata produksi telurnya per tahun sebanyak 200 butir. Berat telur yang kerabangnya (cangkang) berwarna coklat ini antara 40-45 gram per butir.

mengenal ayam ciparage

Ayam Ciparage.
Ayam Ciparage adalah varietas ayam petarung lokal terbaik asli Indonesia. Ayam ini berasal dari kampung Ciparage, Desa Cilamaya, Kabupaten Karawang Jawa Barat.
Konon ayam Ciparage adalah keturunan dari ayam milik adipati Singaperbangsa yang melegenda. Populasi ayam ini tidak diketahui dengan pasti sehingga oleh sebagian ahli, ayam ini  dianggap telah punah.
Ayam Ciparage memiliki sosok yang gagah. Sepintas bentuknya mirip ayam Bangkok, namun berukuran lebih kecil. Tubuhnya tampak proporsional dan kokoh. Bentuk kepala mirip ayam Aseel dari India. Ekor dan warna bulunya mirip ayam Sumatera.
Sayap ayam Ciparage berukuran cukup besar. Bulu-bulu ekor tumbuh lebat. Kepala berukuran sedang. Pial dan gelambir kecil, tumbuh agak ke depan berbentuk chusion, pea atau strawberry.
ciparage 1 wanayasa
Gambar 11. Ayam Ciparage, asal Kabupaten Karawang Jawa Barat.
Paruh ayam Ciparage tergolong pendek, sedikit melengkung dan runcing. Kaki agak pendek, kokoh berwarna kuning kemerahan. Taji tumbuh sangat baik, berukuran besar dan meruncing. Tatapan mata tajam dan waspada. Bobot tubuh berkisar antara 2 – 2,5 kg.
Ayam Ciparage asli hanya memiliki 2 tipe warna, yaitu: tipe Jalak dengan seluruh bulu tubuh  berwarna hitam mengkilat kecuali leher yang berwarna kemerahan dan tipe Jali Emas dengan bulu didominasi warna coklat keemasan.
Dari beberapa sumber, diketahui bahwa ayam ini memiliki gaya bertarung yang cepat seperti ayam Birma. Pukulan tajinya akurat dan bertubi-tubi mengarah ke kepala dan leher lawan. Gaya bertarung seperti ini sangat mematikan bagi lawan yang ukuran tubuhnya sama. Bahkan, ayam Ciparage seringkali mampu mengalahkan lawan yang lebih besar.
Populasi trah ayam Ciparage berdarah murni kian merosot akibat kurangnya pelestarian, maraknya upaya kawin silang dengan jenis ayam lainnya dan meningkatnya pamor ayam-ayam impor yang memiliki ukuran lebih besar seperti ayam Bangkok, Ga Noi, Brazilian dan lain-lain.
Untungnya, masih ada salah satu farm di Purwakarta, yaitu ayam tangkas Wanayasa yang berupaya untuk terus melestarikan ayam Ciparage. Semoga makin banyak farm-farm di Indonesia yang tertarik untuk melestarikan ayam laga legendaris asli Indonesia ini.

mengenal ayam cemani

Ayam Cemani.
Ayam cemani adalah varian ayam kedu hitam yang berasal dari daerah Kedu, Jawa Tengah. Ayam ini sangat unik karena seluruh bagian luar tubuhnya berwarna hitam sempurna.
Jengger berbentuk tunggal (single comb), gelambir, bulu, kulit, paruh, kuku, ceker, lidah dan langit-langit mulut, semuanya berwarna hitam legam. Bahkan daging dan tulangnya pun berwarna hitam. Kata cemani berasal dari bahasa Sansekerta/Jawa Kuno yang berarti hitam legam.
Ayam Cemani banyak dibudidayakan oleh masyarakat di desa Kedu, desa Beji dan desa Kahuripan, Kecamatan Kedu. Kabupaten Temanggung. Proses seleksi dilakukan secara tradisional dengan menyilangkan ayam cemani jantan dan ayam cemani betina.
Cemani Sepasang
Gambar 10. Ayam Cemani, varian  ayam Kedu berwarna hitam legam.
Asal-usul ayam Cemani ini kurang begitu jelas, namun diduga berasal dari hasil persilangan antara ayam kampung dengan ayam Australops yang dibawa oleh tentara Inggris saat Raffles menjadi Gubernur di Indonesia. Ayam Cemani tercatat sudah ada sejak tahun 1900-an.
Sosok ayam cemani tidak berbeda jauh dengan ayam kedu pada umumnya, dengan bobot 3-3,5 kg (jantan) dan 2-2,5 kg (betina). Produksi telur ayam cemani cukup tinggi. Untuk ayam yang diumbar dan semi intensif, produksi telur berkisar 56-77 butir/tahun.
Jika dipelihara secara intensif di kandang batere, ayam Cemani dapat memproduksi telur hingga 215 butir/tahun. Meskipun bobot dan produksi telur tergolong tinggi, ayam cemani lebih berpotensi untuk dikembangkan sebagai ayam hias.
“Mengenal Lebih Jauh Ayam Cemani” oleh Muryanto pada Majalah Poultry Indonesia No. 132/TH XII-Januari 1991, halaman 16-20).

mengenal ayam brugo

Ayam Brugo atau Burgo.
Ayam Brugo atau Burgo adalah varietas ayam hasil persilangan antara ayam hutan merah jantan dengan ayam kampung betina.  Ayam ini populer di Jawa Barat, Lampung dan Sumatera Selatan.
8.JRF vs Kampoeng D-094
Gambar 9. Ayam Brugo (kiri) dan Ayam Hutan (kanan).
Ayam Brugo memiliki sosok yang mirip dengan ayam hutan. Namun, postur tubuhnya lebih gempal. Suaranya lebih nyaring dan frekuensi kokoknya juga lebih sering. Ayam Brugo juga lebih tahan terhadap penyakit, tidak mudah stress dan lebih jinak.
Produksi telur dan bobot tubuh ayam Burgo tidak jauh berbeda dibandingkan dengan ayam kampung biasa. Ayam Brugo lebih berpotensi untuk dikembangkan sebagai ayam hias, karena nilai jualnya lebih tinggi.

mengenal ayam bakisar

Ayam Bekisar.
Ayam Bekisar adalah satu-satunya ayam lokal di dunia yang berasal dari persilangan 2 spesies ayam yang berbeda, yaitu: Ayam Kampung (Gallus gallus domesticus) betina dan Ayam hutan hijau (Gallus varius) jantan.
Ayam Bekisar sangat populer sebagai ayam hias di Jawa Timur termasuk Pulau Madura.
Ayam Bekisar banyak dicari orang terutama karena karakter suara kokoknya yang unik. Selain itu, warna dan bentuk tubuh ayam Bekisar juga menarik.
6.ayam bekisar 1
Gambar 6. Ayam Bekisar Merah.
Berdasarkan ciri-cirinya, ayam Bekisar dapat dibedakan menjadi 3 tipe, yaitu:
(1). Gallus aenus dengan jengger bergerigi 8 kecil,pial berukuran sedang, warna bulu pada lapisan atas ungu dengan plisir kuning emas.
(2).Gallus temminckii memiliki jengger bergerigi enam, pial berwarna jambu, bulu merah mengkilap dan berplisir merah kecoklatan.
(3). Gallus violaceus dengan jengger bergerigi bagus, ukuran pial sedang, warna bulunya ungu dengan permukaan yang halus.
6.ayam bekisar 2
Gambar 7. Ayam Bekisar Merah.
Ayam bekisar memiliki ukuran lebih kecil dibandingkan ukuran ayam kampung jantan, tetapi lebih besar daripada induk jantannya. Warna bulunya hitam kehijauan dan mengkilap. Memiliki suara yang halus dan khas: tersusun dari dua nada.
Ciri fisik khusus dari ayam bekisar yang paling menonjol adalah bentuk ujung bulu lehernya  yang membulat , bentuk gelambir yang besar dan pial yang besar dengan tepi membulat.
Ayam bekisar biasanya mandul (infertile) karena merupakan hasil persilangan antara dua jenis ayam yang berbeda. Namun demikian, tidak semuanya demikian.
6.ayam bekisar 3
Gambar 8. Ayam Bekisar Kuning.
Ada pula ayam bekisar (jantan atau betina) yang bila dikawinkan dengan ayam kampung menghasilkan keturunan. Turunan ayam ini disebut Bekikuk. Bentuk dan posturnya sama dengan ayam Bekisar, hanya kadang-kadang pial dan bulu lehernya berbeda.

mengenal ayam banten

Ayam Banten.
Ayam berperawakan tegap ini umumnya tersebar di daerah Banten. Ayam jantan berdiri tegak dengan bentuk leher dan badan yang cukup panjang, memberi kesan bahwa ayam ini berpostur tinggi seperti ayam Bangkok. Ekor  berukuran sedang. Kaki panjang dan memiliki pertulangan yang kuat.
5.Ayam Banten
Gambar 5.  Ayam Banten.
Bobot ayam jantan dewasa sekitar 2-3 kg dan ayam betina sekitar 1,2-2 kg. Produksi telur sekitar 16 butir per periode bertelur. Meskipun bobot dan produksi telur cukup baik, ayam Banten lebih potensial untuk dikembangkan sebagai ayam petarung.

mengenal ayam bangkalan

Ayam Bangkalan.
Ayam Bangkalan termasuk galur ayam berukuran sedang dari  Pulau Madura. Berat badan diperkirakan berkisar antara 1,6 – 2,3 kg dengan produksi telur cukup tinggi.
4.Ayam Bangkalan
Gambar 4. Ayam Bangkalan, Madura.
Ayam ini berpotensi sebagai penghasil telur dan daging (dwiguna). Informasi tentang performans dan karakteristik ayam ini masih terbatas dan belum banyak di ketahui.

mengenal ayam bali

Ayam Bali.
Sesuai dengan namanya, ayam ini tersebar di Pulau Bali. Pejantan dipelihara sebagai ayam petarung. Penampilan fisiknya tergolong prima, yakni besar, padat dan jika berdiri tegak membentuk sudut 60O, sayangnya bagian lehernya agak pendek dan kepalanya sedikit kecil.
3. Ayam Bali
Gambar 3. Ayam Bali.
Ciri unik lainnya adalah sangat sedikitnya bulu yang tumbuh di bagian leher (trondol). Sepintas penampilan ayam gundul ini mirip ayam Ayunai atau ayam Saigon. Dibandingkan Ayunai, Ayam Saigon memiliki struktur tulang yang lebih tebal. Ukuran tubuhnya pun juga lebih besar.
Jengger ayam Ayunai kecil dan warnanya merah pucat. Ayam jantan dewasa berukuran sedang dengan bobot sekitar 2,5 kg. Jumlah telur rata-rata pada setiap periode bertelur  dapat mencapai 14 butir.

mengenal ayam balenggek

Ayam Balenggek.
Ayam Kukuak Balenggek adalah ayam lokal asli ranah minang Sumatera Barat. Ciri khas terletak pada pejantannya yang memiliki suara kokok (kukuak) sangat merdu dan bertingkat-tingkat (balenggek). Suara kokoknya bervariasi dari 6 tingkat hingga 24 tingkat.
Sepintas, ayam kukuak balenggek hampir sama dengan ayam kampung biasa, namun rata-rata ukurannya tergolong kecil hingga sedang dengan warna bulu bervariasi. Jengger umumnya tunggal dan berbentuk bilah/gerigi (single comb).
Ayam ini mula-mula tersebar di beberapa desa di Kecamatan Payung Sekaki dan Tigo Lurah (antara lain; Simanau, Simiso Batu Bajanjang, Garabak Data, Rangkiang, Muaro dan Rangkiang Luluih) Kabupaten Solok.
2.Ayam Kukuak Balenggek
Gambar 2. Ayam Balenggek dari Sumatera Barat.
Konon  ceritanya, ayam kukuak balenggek berasal dari keturunan ayam kinantan milik Cindua Mato yang mengawini ayam hutam di Bukit Sirayuah Kecamatan Payung Sekaki dan berkembang biak hingga sekarang.
Populasi dan kualitas indukan ayam balenggek di tempat asalnya kini terus menurun akibat maraknya pembelian ayam-ayam jantan oleh orang dari luar daerah. Pejantan yang berkualitas ini umumnya dibeli dengan harga sangat tinggi.
Oleh penduduk setempat, ayam yang kualitasnya rendah dijadikan ayam konsumsi. Sedangkan serangan ND (Newcastle Disease) juga menyebabkan semakin menurunnya populasi ayam Kukuak Balenggek ini.
Dalam satu periode peneluran, ayam Kukuak Balenggek mampu menghasilkan telur antara 12-14 butir. Pada usia 6 bulan bobot dapat mencapai 1,6 hingga 2,2 kg.
Ayam Kukuak Balenggek cukup prospektif untuk dijadikan sebagai ayam petelur dan pedaging, namun potensi yang sangat besar sebagai ayam hias, kiranya tak perlu diragukan lagi.

mengenal ayam ayunai



Ayam Ayunai.
Ayam Ayunai  adalah unggas lokal berukuran sedang dari Merauke, Papua. Keunikan ayam ini terletak pada absennya bulu dari kepala hingga bagian atas tembolok sehingga leher tampak polos alias gundul.
1.Ayam Ayunai
Gambar 1. Ayam Ayunai dari Merauke, Papua.
Berat tubuh ayam jantan dewasa berkisar 3,4─4 kg dan ayam betina berkisar 1,5─2 kg. Produksi telur 10─14 butir per periode peneluran. Dalam satu tahun produksi telur sebanyak 40─60 butir. Bobot telur 60─75 g. Prosentase karkas 75─80%.
Umur siap kawin 8 bulan (jantan) dan 7 bulan (betina). Umur mulai fase produksi 6 bulan, lama produksi bertelur 30 bulan. Jarak antara masa bertelur 10─14 hari. Masa rontok bulu antar masa bertelur 6 minggu.
Dilihat dari produksi telur dan bobotnya, Ayam Ayunai sangat cocok dibudidayakan sebagai ayam petelur dan pedaging (Diwyanto dan Prijono, 2007).

Senin, 23 Februari 2015

Mengenal Kuliner Medan

1. SOTO KESAWAN

Ini kuliner favorit kami di Medan. Berlokasi di Jalan Ahman Yani (Kesawan), tidak jauh dari Restoran Tip Top dan Tjong A Fie Mansion, sebuah gerobak berada di depan warung kecil namun selalu dipenuhi pengunjung. Kami biasanya memesan soto udang yang udangnya banyak dan besar-besar. Kuah santannya katanya dicampur kaldu udang, rasa gurihnya natural dan pas, tidak bikin eneq. Selain soto udang, bisa juga pakai daging sapi, ayam ataupun jeroan. Kalau tidak salah semangkuk soto udang dihargai Rp 25.000,- Biasanya buka pagi-pagi dan siang sekitar jam 2-3 sudah habis.
Soto Udang Kesawan
Soto Udang Kesawan

2. SOTO SINAR PAGI

Ini juga soto makyus lainnya di Medan. Lokasinya di Jalan Sei Deli, simpang Gatot Subroto. Sotonya khas Medan, dengan kuah kuning dan kaya akan rempah-rempah. Bisa dipilih untuk pakai daging ayam atau sapi dan ditambah perkedel serta sambal. Katanya sih lokasi ini sering sekali didatangi oleh para pejabat maupun artis-artis. Jam buka: kira-kira 07.00 – 14.00. Harganya sekitar Rp 20.000,-
Soto Sinar Pagi
Soto Sinar Pagi

3. TIP TOP

Restoran ini mirip Braga Permai yang ada di Bandung. Terletak di jalanan dengan suasana kota lama dan bangunannya juga memang bangunan tua yang direnovasi terus-menerus. Menunya beraneka ragam mulai dari makanan Indonesia, Chinese food dan makanan Barat. Salah satu yang wajib dicicipi adalah es krim yang disajikan dalam berbagai campuran yang kreatif. Lokasinya cocok sekali untuk hangout bersama teman-teman.
Es Krim di Tip Top
Es Krim di Tip Top

4. BIHUN BEBEK ASIE (KUMANGO)

Sebelum ke sana saya sudah browsing-browsing tips yang ditinggalkan di foursquare mengenai tempat ini. Dari kebanyakan tips tersebut, ada 2 kata yang sering disebut-sebut, yakni ‘enak banget’ dan ‘mahal’. Setelah mencicipinya langsung, memang harganya cukup mahal dibandingkan makanan sejenisnya, tapi saya melihat sendiri bagaimana Om Asie mengolah kaldu bebeknya sampai kental dan super enak rasanya. Suwiran bebeknya pun sangat banyak hingga menutupi mangkuk. Kalau tidak salah semangkuk bihun bebek dihargai Rp 50.000,-
Bihun Bebek Asie (Kumango)
Bihun Bebek Asie (Kumango)

5. MIE AYAM JAMUR KUMANGO

Sebetulnya ketemu makanan ini saat cari-cari bihun bebek Asie dan keburu tutup. Akhirnya melipir ke sebelahnya yang menyajikan mie ayam jamur. Daging ayamnya banyak dan ada rasa minyak wijen yang bikin tambah enak. Selain itu juga ada taburan bawang putih goreng yang crispy. Maknyuss!
Mie Ayam Jamur Kumango
Mie Ayam Jamur Kumango

6 & 7. ROTI CANE & MARTABAK PERNIAGAAN (GAPA & SAREN)

Malam-malam di Jalan Perniagaan ada 2 pilihan street food yang bisa dipilih. Keduanya menyajikan menu yang serupa: Roti tisu yang ditaburi coklat & keju, roti cane dengan kuah kari, martabak dan berbagai nasi goreng. Kami sudah mencoba dua-duanya dan menurut kami hampir sama rasa dan kualitasnya.
Martabak Ayam di Jalan Perniagaan
Martabak Ayam di Jalan Perniagaan
Nasi Goreng Mesir di Jalan Perniagaan
Nasi Goreng Mesir di Jalan Perniagaan

8. MIE PANGSIT TIONG SIM (NON-HALAL)

Makanan ini berlokasi di Selat Panjang yang katanya banyak makanan non-halal. Karena banyak yang merekomendasikan mie pangsit ini, maka kami pun mencobanya. Mie kuningnya memiliki tekstur yang renyah, dagingnya juga enak dan ada taburan crispy pork fat yang sekarang-sekarang ini sudah jarang ditemukan. So, overall we enjoyed the dish :)
Mie Pangsit Tiong Sim
Mie Pangsit Tiong Sim

9. MARUTAMA RAMEN (NON-HALAL)

Ini sih memang bukan makanan khas Medan, namun karena kami penggemar ramen maka iseng-iseng kami coba ramen ini. Memang di Jakarta ada juga Marutama ramen, tapi kami belum pernah coba. Our verdict: so far it’s the best ramen in Indonesia! Karena beberapa kali kami makan ramen kuah kental di Australia, kebanyakan kuah ramen di Indonesia terlalu ‘ringan’. Namun menurut kami ramen di Marutama ini rasa dan kekentalannya pas. Dagingnya juga tidak pelit seperti salah satu ramen populer di Jakarta ;)
Marutama Ramen di Medan
Marutama Ramen di Medan

10. PANCAKE DURIAN

Karena Medan terkenal akan duriannya, maka snack yang mengandung durian ini jadi salah satu makanan yang wajib dicicipi di Medan. Penasaran dengan rekomendasi banyak orang, kami mencoba Pancake Nelayan yang setelah dibandingkan dengan pancake durian lain memang rasanya lebih enak. Namun harganya cukup mahal, Rp 37.000,- untuk 2 buah dan belum tambah tax (kalau beli restoran Nelayan). Sempat juga dapat rekomendasi pancake durian di Durian House seharga cuma Rp 15.000,- yang katanya rasanya tidak kalah dengan Pancake Durian Nelayan. Cuma sayang belum sempat dicoba. Kalau ada yang sudah pernah coba tolong kasih testimoninya ya :) Oh ya, kalau cari durian yang enak katanya wajib mampir ke Durian Ucok.
Pancake Durian Nelayan
Pancake Durian Nelayan
Tentu masih banyak sekali kuliner Medan yang belum sempat kami coba dalam kunjungan kami kali ini. Di antaranya: Lontong Sayur Kak Lin dan Kwetiaw Ateng. Mungkin ada yang mau berbagi info kuliner Medan lain yang recommended? Silahkan tinggalkan di kolom komentar beserta info-info penting seperti alamat, jam buka, dll. Selamat berbagi informasi!