Selasa, 03 Maret 2015

mengenal ayam nunukan

Ayam Nunukan
Ayam Nunukan tersebar di daerah Tarakan, Propinsi Kalimantan Utara. Menurut sejarahnya ayam Nunukan berasal dari daratan Cina bagian selatan dan masuk ke Tarakan sekitar tahun 1922 yang dibawa oleh perantau Cina lewat Tawao dan Nunukan (Murtidjo, 2000).
Sepintas, penampilan ayam Nunukan seperti ayam ras petelur berwarna coklat. Jantan dan betina memiliki bulu berwarna coklat atau kuning kecoklatan.
Jengger untuk betina warna merah muda dan jantan merah tua, kulit betina warna krem muda dan jantan kuning, untuk warna shank baik betina maupun jantan berwarna kuning.
Ayam Nunukan-ditjennak.deptan.go.id
Gambar 1. Ayam Nunukan.
Cuping ayam betina merah muda dihiasi warna putih sedangkan untuk jantan merah tua. Pada jantan bulu di daerah leher dihiasi warna jingga keemasan. Pola warna bulu polos, kerlip bulu keemasan dan corak bulu polos.
Ciri ayam Nunukan yang paling unik adalah lambatnya pertumbuhan bulu di bagian sayap dan ekor. Hal ini menyebabkan bulu sayap dan bulu ekor ayam Nunukan sangat pendek. Sebagian besar ayam Nunukan bahkan sama sekali tidak memiliki bulu pertama di bagian sayap dan ekor.
Ayam Nunukan sangat potensial dikembangkan sebagai ayam pedaging dan petelur. Bobot jantan sekitar 1,7 -2,8 kg. Sedangkan betina 1,5- 2 kg. Produksi telur dapat mencapai 182 butir/tahun.
Di daerah asalnya KalimantanTimur, harga seekor ayam Nunukan untuk upacara keagamaan etnis China cukup mahal, yaitu 125 ribu rupiah/kg berat hidup. Harga telur ayam Nunukan pun, sama dengan harga telur ayam Kampung. Sumber: Wafiatiningsih, Imam Sulistyono dan Ratna Ayu Saptati (2007).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar