Selasa, 03 Maret 2015

mengenal ayam sentul

Ayam Sentul
Ayam Sentul adalah varietas ayam lokal yang dikembangkan masyarakat di Kabupaten Ciamis, Jawa Barat. Tubuhnya agak tinggi dengan kaki yang ramping dan kokoh. Kepala ayam Sentul tergolong kecil dengan  jengger bervariasi. Ekor agak panjang.
Bobot tubuh jantan berkisar antara 2-3 kg dengan tinggi tubuh 54 cm. Sedangkan bobot betina 1-2,5 kg dengan tinggi 46 cm. Ciri khas ayam Sentul terletak  pada warna dasar bulunya yang didominasi abu-abu. Bulu di bagian dada tersusun rapi seperti sisik naga. Kaki berwarna kelabu, putih dan kuning.
Ayam Sentul-Ciamis-1
Gambar 8. Ayam Sentul. A. Sentul debu. B. Sentul kelabu. C. Sentul emas. D. Sentul geni (api). E. Sentul batu. Sumber: iskandar (2007).
Berdasarkan corak bulunya, ayam Sentul dibagi menjadi 5 varietas, yaitu: Sentul Kelabu, Sentul Geni, Sentul Batu, Sentul debu dan Sentul emas. Sentul Kelabu didominasi warna abu-abu. Sentul Geni terdiri dari campuran warna abu-abu dan merah.
Sentul Batu memiliki warna bulu kombinasi abu-abu keputihan-putihan. Sentul debu berwarna abu-abu kecoklatan. Sedangkan Sentul Emas didominasi warna abu-abu keemasan. Performans ayam Sentul tergolong baik.
Produksi telur dapat mencapai 100 butir/ekor/tahun, lebih tinggi dari produksi telur ayam kampung yang mencapai 70 butir/ekor/tahun. Pertumbuhan juga cukup baik. Pada umur 10 minggu, bobot ayam dapat mencapai 1 kg, lebih tinggi 100-200 gram dari ayam kampung pada umur yang sama.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan di Desa Muktisari Kabupaten Ciamis, Nurhayati (2001) melaporkan bahwa ayam Sentul memiliki bobot badan dewasa pada jantan sebesar 2.603,8 ± 207 g dan betina 1.408 ± 123 g, pertambahan bobot badan 70,30 ± 16,87 g/hari.
Jumlah telur 17 ± 1 butir dan daya tetas telur secara pengeraman alami sebesar 88,22 ± 10,2 % (waktu bertelur 21 ± 3 hari, mengeram 21 hari, mengasuh anak 60 hari dan masa istirahat 12 ± 1,5 hari).
Nataamijaya (2005) menyatakan, bahwa ayam Sentul mampu bertelur sampai sebanyak 26 butir/periode. Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa ayam Sentul memiliki potensi yang besar untuk dikembangkan sebagai ayam pedaging dan petelur (dwiguna).
Sumber: Cecep Hidayat dan S. Sopiyana (2010).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar