Ayam Sentul
Ayam Sentul adalah varietas ayam lokal yang dikembangkan masyarakat
di Kabupaten Ciamis, Jawa Barat. Tubuhnya agak tinggi dengan kaki yang
ramping dan kokoh. Kepala ayam Sentul tergolong kecil dengan jengger
bervariasi. Ekor agak panjang.
Bobot tubuh jantan berkisar antara 2-3 kg dengan tinggi tubuh 54 cm.
Sedangkan bobot betina 1-2,5 kg dengan tinggi 46 cm. Ciri khas ayam
Sentul terletak pada warna dasar bulunya yang didominasi abu-abu. Bulu
di bagian dada tersusun rapi seperti sisik naga. Kaki berwarna kelabu,
putih dan kuning.
Gambar 8. Ayam Sentul. A. Sentul debu. B. Sentul kelabu. C. Sentul emas. D. Sentul geni (api). E. Sentul batu. Sumber: iskandar (2007).
Berdasarkan corak bulunya, ayam Sentul dibagi menjadi 5 varietas,
yaitu: Sentul Kelabu, Sentul Geni, Sentul Batu, Sentul debu dan Sentul
emas. Sentul Kelabu didominasi warna abu-abu. Sentul Geni terdiri dari
campuran warna abu-abu dan merah.
Sentul Batu memiliki warna bulu kombinasi abu-abu keputihan-putihan.
Sentul debu berwarna abu-abu kecoklatan. Sedangkan Sentul Emas
didominasi warna abu-abu keemasan. Performans ayam Sentul tergolong
baik.
Produksi telur dapat mencapai 100 butir/ekor/tahun, lebih tinggi dari
produksi telur ayam kampung yang mencapai 70 butir/ekor/tahun.
Pertumbuhan juga cukup baik. Pada umur 10 minggu, bobot ayam dapat
mencapai 1 kg, lebih tinggi 100-200 gram dari ayam kampung pada umur
yang sama.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan di Desa Muktisari Kabupaten
Ciamis, Nurhayati (2001) melaporkan bahwa ayam Sentul memiliki bobot
badan dewasa pada jantan sebesar 2.603,8 ± 207 g dan betina 1.408 ± 123
g, pertambahan bobot badan 70,30 ± 16,87 g/hari.
Jumlah telur 17 ± 1 butir dan daya tetas telur secara pengeraman
alami sebesar 88,22 ± 10,2 % (waktu bertelur 21 ± 3 hari, mengeram 21
hari, mengasuh anak 60 hari dan masa istirahat 12 ± 1,5 hari).
Nataamijaya (2005) menyatakan, bahwa ayam Sentul mampu bertelur
sampai sebanyak 26 butir/periode. Berdasarkan uraian di atas, dapat
disimpulkan bahwa ayam Sentul memiliki potensi yang besar untuk
dikembangkan sebagai ayam pedaging dan petelur (dwiguna).
Sumber: Cecep Hidayat dan S. Sopiyana (2010).
- Beranda
- Pribadi
- Kuliner
- Kesehatan
- Olahraga
- tips
- mengenal ayam nusantara
- 1.mengenal ayam wareng
- 2.mengenal ayam walik
- 3.mengenal ayam tukong
- 4.mengenal ayam tolaki
- 5.mengenal ayam sumatra
- 6.mengenal ayam sentul
- 7.mengenal ayam renda batu
- 8.mengenal ayam olagan
- 9.mengenal ayam pelung
- 10.mengenal ayam nunukan
- 11.mengenal ayam merawang
- 12.mengenal ayam ketawa
- 13.mengenal ayam kedu
- 14.mengenal ayam kampung
- 15.mengenal ayam gaok
- 16.mengenal ayam delona
- 17.mengenal ayam ciparage
- 18.mengenal ayam cemani
- 19.mengenal ayam brugo
- 20.mengenal ayam bakisar
- 21.mengenal ayam banten
- 22.mengenal ayam bangkalan
- 23.mengenal ayam bali
- 24.mengenal ayam balenggek
- 25.mengenal ayam ayunai
Tidak ada komentar:
Posting Komentar