Selasa, 03 Maret 2015

mengenal ayam renda batu

Ayam Randah Batu

Randah Batu adalah varian ayam kampung yang tersebar di Sumatera Barat, khususnya di Kabupaten Solok, Pesisir Selatan dan daerah lain yang terpencil.
Ayam ini memiliki keunikan pada bentuk paha, jari dan kakinya yang sangat pendek sehingga tubuhnya terlihat rendah (cebol atau ceper). Namun postur tubuhnya tetap seperti ayam kampung biasa.
Sebagian ahli berpendapat, bahwa ayam ini merupakan varian dari ayam Kukuak Balenggek.
Ayam Randah Batu
Gambar 7. Ayam Randah Batu. Sumber: Sinawa Bird Farm.
Gerakan ayam ini tidak selincah ayam kampung pada umumnya, sehingga daerah jelajahnya menjadi terbatas. Ayam ini juga lebih rentan diserang predator seperti ular Sanca (Phyton) dan musang (Luwak) jika hidup di alam liar.
Secara umum, tampilan ayam Randah Batu  mirip silangan ayam hutan merah Sumatera atau ayam brugo dengan beragam warna. Kokokannya lantang. Kadang ayam ini juga memiliki kokokan Balenggek.
Asal-usul nama ayam Randah Batu memiliki beragam versi. Sebuah sumber menyatakan bahwa ayam ini memiliki kebiasaan unik, yaitu: suka bertengger di atas batu sehingga dinamakan Randah Batu. Dalam dialek minang kata “Randah” berarti Rendah.
Ada pula yang berpendapat, ayam ini dinamakan Randah Batu sebab ayam ini dulunya banyak ditemukan di daerah Batu Bajanjang sehingga disebut Randah Batu yang berarti ayam rendah dari Batujanjang.
Beberapa hobiis dan penangkar menginformasikan bahwa si Randah Batu ini sulit berkembang biak, sehingga populasi di daerah asalnya pun tidak banyak. Informasi tentang aspek biologis, karakteristik, performans dan kekerabatan ayam ini dengan ayam hutan merah pun masih minim. Kiranya perlu dilakukan studi yang lebih mendalam untuk melestarikan varian ayam lokal yang sangat unik ini.
Salah satu penangkar yang memiliki koleksi ayam Randah Batu dan mencoba untuk mengembangkannya adalah Sinawa Bird Farm.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar