Senin, 23 Februari 2015

Berbagai Penyakit Tidak Menular

1. Penyakit diabetes
Diabetes melitus merupakan penyakit di mana kadar gula dalam darah meningkat. Hal ini di sebabkan oleh adanya gangguan pada fungsi insulin. Bagi para penderita diabetes melitus, tubuh mereka tidak bisa memproduksi atau merespon hormon insulin yang di hasilkan oleh pankreas. Penyakit diabetes ini mengharuskan bagi setiap penderitanya agar tidak mengkonsumsi makanan yang mengandung zat karbohidrat terlalu banyak. Untuk itu para penderita diabetes melitus harus mengkonsumsi makanan yang mengandung kadar karbohidrat yang seimbang.
Jika para penderita diabetes melitus mengkonsumsi asupan karbohidrat yang melebihi takaran, maka penyakit diabetes melitus yang di deritanya akan semakin parah. Hal ini di karenakan sedikitnya hormon insulin dan sistem kinerja dari hormon insulin itu sendiri mengalami gangguan yang berperan sebagai pembantu pengubah zat karbohidrat menjadi energi. Pada orang yang sehat karbohidrat yang di makan akan di olah menjadi energi dengan bantuan insulin, tapi jika pada orang yang menderita penyakit diabetes melitus, mereka kesulitan mengubah karbohidrat menjadi energi karena hormon insulin dan sistem kinerja insulin terganggu.

2. Penyakit rematik
Rematik merupakan salah satu penyakit yang banyak dijumpai di masyarakat. Rematik adalah penyakit yang menyerang sendi, otot, tulang dan struktur disekitarnya. Penyakit ini dapat menyerang siapa saja, baik pria maupun wanita, dewasa ataupun anak-anak. Rematik yang dikenal luas di masyarakat merupakan jenis penyakit rematik yang menyerang sendi atau yang dikenal dengan istilah arthritis.
Penyakit rematik secara umum ditandai dengan gejala peradangan pada sendi berupa kemerahan, bengkak, terasa panas dan sendi sulit digerakkan. Rematik merupakan penyakit menahun dengan gejala serangan silih berganti. Ada masa ketika sendi menjadi lebih meradang yang terjadi secara tiba-tiba, disebut dengan flare, ada kalanya remisi atau masa-masa dengan sedikit peradangan. Rematik dapat menyebabkan kerusakan dan cacat permanen di persendian.
Terdapat lebih dari 100 jenis penyakit rematik. Rematik yang paling banyak dikenal adalah Osteoarthritis (jenis penyakit rematik akibat gangguan immunitas tubuh/autoimmun), Gout arthritis / asam urat (jenis penyakit rematik akibat menumpuknya zat asam pada sendi), osteoporosis dan penyakit lupus sistemik.
Hingga saat ini penyebab penyakit rematik belum diketahui secara pasti, namun diduga dipicu oleh kombinasi berbagai faktor termasuk kerentanan genetik, infeksi virus atau perubahan hormonal. rematik dapat memberikan dampak yang sangat luas. Pada penderita dapat menimbulkan kecacatan, sedangkan bagi keluarga dapat menyebabkan beban moril dan ekonomi disebabkan pengobatan penyakit rematik tsb. Oleh karena itu diperlukan cara mengatasi penyakit rematik yang tepat sasaran agar penyakit tersebut segera diobati.

3. Sariawan
Seriawan (disebut pula sariawan) atau stomatitis aftosa (stomatitis aphtosa)[1] adalah suatu kelainan pada selaput lendir mulut berupa luka pada mulut yang berbentuk bercak berwarna putih kekuningan dengan permukaan agak cekung. Munculnya Seriawan ini disertai rasa sakit yang tinggi.
Seriawan merupakan penyakit kelainan mulut yang paling sering ditemukan. Sekitar 10% dari populasi menderita dari penyakit ini, dan wanita lebih mudah terserang daripada pria.
Ada beberapa faktor penyebab yang diduga menjadi penyebab munculnya seriawan, seperti luka tergigit, mengonsumsi makanan atau minuman panas, alergi, kekurangan vitamin C dan zat besi, kelainan pencernaan, kebersihan mulut tidak terjaga, faktor psikologi, dan kondisi tubuh yang tidak fit.
Seriawan di tempat yang sama selama dua minggu hingga satu bulan dapat dijadikan indikasi adanya kanker rongga mulut.
Stomatitis Aphtous/Ulcer bukan hanya disebabkan karena kekurangan Vitamin C, namun sebaliknya SA dikenal disebabkan oleh alergi citrus atau alergi makanan yang mengandung asam, kondisi imun yang lemah, obat-obatan tertentu, trauma fisik (ataupun penggunaan gigi palsu baru), dsb
Penyakit kekurangan vitamin C sendiri adalah Scurvy atau kegagalan proses sintesis kolagen yang ditandai dengan gusi mudah berdarah, pendarahan kulit (purpura) dsb.

4. Hipertensi
Hipertensi (HTN) atau tekanan darah tinggi, kadang-kadang disebut juga dengan hipertensi arteri, adalah kondisi medis kronis dengan tekanan darah di arteri meningkat. Peningkatan ini menyebabkan jantung harus bekerja lebih keras dari biasanya untuk mengedarkan darah melalui pembuluh darah. Tekanan darah melibatkan dua pengukuran, sistolik dan diastolik, tergantung apakah otot jantung berkontraksi (sistole) atau berelaksasi di antara denyut (diastole). Tekanan darah normal pada saat istirahat adalah dalam kisaran sistolik (bacaan atas) 100–140 mmHg dan diastolik (bacaan bawah) 60–90 mmHg. Tekanan darah tinggi terjadi bila terus-menerus berada pada 140/90 mmHg atau lebih.
Hipertensi terbagi menjadi hipertensi primer (esensial) atau hipertensi sekunder. Sekitar 90–95% kasus tergolong hipertensi primer, yang berarti tekanan darah tinggi tanpa penyebab medis yang jelas. Kondisi lain yang mempengaruhi ginjal, arteri, jantung, atau sistem endokrin menyebabkan 5-10% kasus lainnya (hipertensi sekunder).
Hipertensi adalah faktor resiko utama untuk stroke, infark miokard (serangan jantung), gagal jantung, aneurisma arteri (misalnya aneurisma aorta), penyakit arteri perifer, dan penyebab penyakit ginjal kronik. Bahkan peningkatan sedang tekanan darah arteri terkait dengan harapan hidup yang lebih pendek. Perubahan pola makan dan gaya hidup dapat memperbaiki kontrol tekanan darah dan mengurangi resiko terkait komplikasi kesehatan. Meskipun demikian, obat seringkali diperlukan pada sebagian orang bila perubahan gaya hidup saja terbukti tidak efektif atau tidak cukup.

5. Osteoporosis
Osteoporosis adalah penyakit tulang yang mempunyai sifat-sifat khas berupa massa tulang yang rendah, disertai mikro arsitektur tulang dan penurunan kualitas jaringan tulang yang dapat akhirnya menimbulkan kerapuhan tulang.

6. Depresi
Depresi (psikologi), keadaan perasaan yang merosot seperti muram, sedih, dan perasaan tertekan, Gangguan suasana hati, sejenis gangguan jiwa yang ditandai dengan suasana hati yang merosot, Gangguan depresi mayor, salah satu gangguan suasana hati, Depresi (kinesiologi), salah satu gerakan anatomi.

7. Keracunan makanan atau minuman
Oleh karena itu terapkanlah pola hidup sehat seperti menjaga kondisi tubuh dan menjaga kebersihan, merupakan suatu langkah bijak agar terhindar bahaya dari penyakit menular dan penyakit tidak menular.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar