Selasa, 03 Maret 2015

mengenal ayam tukong

Ayam Tukong
Ayam Tukong adalah sejenis ayam kampung yang berkembang di daerah pedalaman Kalimantan Barat. Menurut Gufroni dan Ibrahim (2007), ayam Tukong tidak memiliki tungging, pangkal ekor tulang ekor atau “brutu” sehingga penampilannya lebih mirip burung puyuh.
Ayam Tukong memiliki bobot lebih ringan dibandingkan ayam kampung, yaitu: 1,7-2,5 kg untuk jantan dan 1,2-1,7 kg untuk betina. Di masa yang lalu, ayam Tukong berukuran sangat kecil, berkisar antara 0,5 kg-1 kg.
Ayam Tukong
Gambar 12. Ayam Tukong. Sumber: tokobagus.com
Jumlah telur yang dihasilkan per periode peneluran berkisar antara 6-12 telur. Berat telur 47 g, dengan warna putih kecoklatan/kemerahan, persentase DOC jantan: betina 34,78%: 65,22%, daya tetas 84,28 %,  lama mengeram 21 hari, umur mulai bertelur 5-6 bulan, interval masa bertelur 3 bulan, periode bertelur 4 kali setahun.
Warna bulu ayam Tukong bervariasi seperti pada ayam kampung, mulai dari hitam kehijauan, hitam kemerahan, hitam kebiruan, coklat bahkan putih.
Gufroni dan Ibrahim (2007) juga menambahkan, beberapa keunggulan ayam Tukong dibandingkan dengan ayam kampung adalah sifat yang lebih jinak, mudah dipelihara, tahan terhadap penyakit, komposisi karkas yang lebih baik dan memiliki citarasa yang lebih gurih.
Ayam Tukong tersebar di kabupaten Sambas, seperti daerah Selakau, Pemangkat, Tebas dan Sambas, wilayah Kabupaten Bengkayang, Wilayah Kota Singkawang, Wilayah Kabupaten Pontianak dan saat ini yang masih eksis terdapat di Kabupaten Landak Kecamatan Mempawah Hulu. Ayam Tukong juga tersebar di Kabupaten Sanggau, Sintang hingga Kapuas Hulu.
Menurut kepercayaan orang-orang tua dan Pemangku adat (Temenggung) Desa Karangan, Kecamatan Mempawah Hulu, Kabupaten Landak, ayam Tukong diyakini berasal dari persilangan ayam Tabulangking dengan ayam kampung. Ayam Tabulangking adalah ayam hutan liar yang hidup di hutan-hutan Kalimantan Barat.
Populasi ayam Tukong semakin sedikit, akibat kurangnya informasi dan sosialisasi potensi keunggulan ayam Tukong. Ayam kampung lebih laku dijual untuk ritual adat dan keagamaan sebab bagian-bagian tubuhnya yang lengkap dan sempurna.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar